Seiring waktu, Siti dan Ali tetap berteman seperti biasa. Meskipun Siti masih memiliki perasaan terhadap Ali, dia belajar untuk menerima bahwa cinta tidak selalu berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Dia bersyukur karena masih memiliki Ali sebagai sahabat terbaiknya dan berserah diri pada kehendak Allah.

“Ya Allah, terima kasih untuk persahabatan kami yang indah. Aku percaya bahwa Engkau memiliki rencana yang terbaik untukku,” ucap Siti dalam doanya.

Siti belajar bahwa cinta dan persahabatan tidak selalu berjalan seiringan, dan dia merasa lebih dewasa dan bijaksana setelah mengalami hal ini. Meskipun terkadang perasaan cinta sulit untuk diatasi, Siti yakin bahwa dengan bantuan Allah, dia akan dapat mengatasi apapun yang terjadi dalam hidupnya.

Setelah kejadian di pantai, Siti dan Ali menjadi lebih dekat sebagai sahabat. Mereka melakukan hal-hal yang selalu mereka lakukan bersama, seperti bermain game, berbicara tentang hobi mereka, dan membicarakan kekhawatiran mereka satu sama lain.

Siti juga belajar untuk mencintai dirinya sendiri dan menerima bahwa perasaannya tidak selalu bisa dikontrol. Dia memutuskan untuk mengalihkan perhatiannya ke hal-hal yang lebih positif, seperti mengembangkan hobi barunya dan menjalankan kegiatan yang bisa membuatnya bahagia.

Beberapa bulan kemudian, Ali memperkenalkan pacarnya pada Siti. Siti merasa senang dan bahagia untuk Ali karena ia menemukan seseorang yang spesial dan mencintainya. Dia juga merasa lega karena akhirnya dapat melepaskan perasaannya dan fokus pada persahabatannya dengan Ali.

“Terima kasih, Ali, karena telah menjadi sahabatku yang terbaik. Aku bahagia untukmu dan ingin kamu tahu bahwa aku selalu mendukungmu,” kata Siti dengan senyum tulus.

Ali tersenyum, “Siti, kamu juga selalu menjadi sahabat yang terbaik bagiku. Aku senang bahwa kita bisa tetap bersama seperti ini.”

Dapatkan berita terbaru di Sebaran.com