KARIMUN, Sebaran.com – Polemik antara Pengemudi Ojek Online (Ojol) di Karimun dengan para Sopir Angkot yang biasa ngetem di Parkiran RSUD Muhammad Sani Karimun terus berlanjut, walau aturan soal mekanisme penjemputan penumpang di RSUD M. Sani sudah diputuskan bersama pihak Dinas Perhubungan dan Kepolisian. Hal ini terpantau sepanjang lebih kurang 1 minggu penerapan aturan ini diberlakukan di lingkungan RSUD Muhammad Sani yang dipantau oleh media ini, Rabu (22/01/2025).
Awak Media mencoba mengkonfirmasi hal ini kepada salah satu Komunitas Ojol di Karimun, Ketua Komunitas Driver Ojol Maxim Bike Karimun Raja Zulkifli, dalam keterangannya mempertanyakan dasar dari penerapan aturan yang melarang Driver Ojol mengambil penumpang dengan rute RSUD M. Sani tujuan Pelabuhan Tanjung Gelam/Pelabuhan KPK , karena menurut Driver Ojol khususnya dari pihak Maxim, aturan yang dibuat itu tidak mencerminkan rasa keadilan bagi para Mitra Driver Maxim, dan lebih mengedepankan kepentingan sopir oplet yang biasa ngetem didalam lingkungan RSUD Muhammad Sani.
“Kami merasa dirugikan oleh para pengambil kebijakan dalam hal ini Dinas Perhubungan Karimun yang secara sepihak melarang kami mengambil penumpang dari RSUD Muhammad Sani tujuan Pelabuhan KPK, padahal tidak ada aturan dasar yang melandasi larangan tersebut,ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa selama ini kami sudah kooperatif dengan tidak ngetem didalam lingkungan RSUD, kami hanya melayani pick up jemputan berdasarkan orderan yang masuk secara otomatis oleh sistem didalam Aplikasi Maxim.
Disatu pihak, Driver Ojol juga mempertanyakan soal pembiaran yang dilakukan oleh manajemen RSUD dan Dishub yang membiarkan Oplet ngetem didalam Parkiran RSUD, padahal jelas-jelas itu adalah hal yang dilarang.
“Dimana-mana di Indonesia ini tidak boleh Angkutan Kota (Angkot) dan sejenisnya masuk dan ngetem didalam lingkungan Rumah Sakit/Fasilitas Kesehatan. Tapi di Karimun justru Dishub membiarkan mereka ngetem di parkiran RSUD, lalu sopir atau kernet naik keatas bahkan sampai ke pintu Lobi RSUD dan memanggil para penumpang tujuan KPK untuk naik angkot, sudah seperti Terminal rasanya”.paparnya.
Raja Zulkifli mengatakan Ketidakjelasan aturan yang diterapkan oleh Dishub Karimun ini berakibat lebih jauh dengan munculnya intimidasi-intimidasi yang dilakukan oknum yang mengatasnamakan Sopir Oplet dan Ojek Pangkalan (Opal) yang mengganggu Driver Maxim yang menjemput penumpang di RSUD M. Sani.
“Saya mendapatkan banyak laporan dari anggota Komunitas Driver Maxim Bike yang mengalami intimidasi dari oknum-oknum yang berkeliaran disekitar lobi/parkiran RSUD saat akan mengambil penumpang, mulai dari menghardik dan mendatangi Driver atau Penumpang yang dicurigai oleh mereka sebagai penumpang tujuan Pelabuhan KPK, sampai intimidasi dalam bentuk pembuntutan oleh oknum tersebut terhadap Driver-Driver Ojol yang sedang melaksanakan tugasnya membawa penumpang arah keluar lingkungan RSUD M. Sani, serta banyak tindakan lainnya yang membuat para Driver Ojol merasa was-was masuk kedalam RSUD M. Sani”.ucapnya.
Raja Zulkifli juga menekankan agar tuntutan para Mitra Driver Ojol didengarkan oleh Dishub Karimun. “Kami menuntut perlakuan yang sama dengan jasa transportasi konvensional (Oplet dan Opal) dilingkungan RSUD Karimun. Jika Ojol tidak diijinkan ngetem didalam RSUD, maka sopir Oplet juga harus keluar dari lingkungan RSUD, ungkapnya.
Selain itu, kami menuntut Dishub Karimun untuk mengkaji ulang kebijakan yang saat ini diberlakukan soal Rute RSUD ke Pelabuhan KPK dan melibatkan komunitas Driver Ojol se-Karimun dalam merumuskan kebijakan agar lebih adil dan tidak merugikan salah satu pihak”.jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, Komunitas Driver Maxim Bike Karimun juga meminta pihak RSUD, Kepolisian dan Dishub untuk menindak perilaku Oknum yang menjurus tindakan Premanisme kepada Driver Ojol dilingkungan RSUD Karimun.
“Dishub dan Kepolisian jangan hanya buat Aturan, tapi harus ikut juga menjaga aturan tersebut, sering terjadi gesekan antara oknum yang mengaku orang Oplet dan Opal yang mengintimidasi Driver Ojol belakangan ini karena Aturan yang tidak jelas dan adil tersebut. Jangan sampai terjadi lagi insiden perkelahian di RSUD kedepannya”, tegasnya.
Tinggalkan Balasan