Sidrap, Sebaran.com — Kamis sore, 24 Oktober 2024, di bawah langit biru yang cerah, suasana Lawawoi bergetar oleh langkah mantap Calon Bupati Sidrap, Muh Yusuf Dollah.
Bersama Wakilnya, Muh Datariansyah, mereka menjelajahi jantung masyarakat dengan semangat membara. Setiap kunjungan adalah harapan baru.
Pukul 15.40 WITA, kunjungan dimulai di rumah Bapak Abdul Hamid. Di sana, tawa anak-anak kecil bercampur suara burung berkicau, menciptakan harmoni yang nyaman. “Kita hadir untuk membantu,” ungkap Yusuf.
Program pajak bumi dan bangunan gratis bagi masyarakat kurang mampu dihadirkan. Nilai objek pajak yang hanya Rp 50.000 adalah naungan bagi mereka yang berjuang melawan kesulitan.
Di mata Bapak Abdul Hamid, rasa bahagia tak tertutupi. “Ini seperti mimpi,” katanya, sambil mengusap air mata haru. Kunjungan ini bukan sekadar politik, tetapi pelukan hangat untuk hati yang lelah.
Tak jauh dari sana, di Kampung Watang Pulu, Ny Hj. Norma menyambut dengan senyuman lebar. Keluarganya berkumpul, siap menerima berita gembira. “Listrik gratis untuk 450-900 KWH,” tawar Yusuf dengan nada ceria.
Program ini, bagaikan sinar matahari di tengah badai, memberi harapan pada banyak keluarga yang bergantung pada daya rendah.
“Anak-anak tidak perlu khawatir lagi soal tagihan,” ujarnya, membangun optimisme di wajah setiap orang yang mendengarnya. Ny Hj. Norma memeluk Yusuf, mengucapkan terima kasih dengan lirih. Rasa syukur itu melayang di udara, menjadi mantra kebahagiaan.
Sekira pukul 16.50 WITA, perjalanan berlanjut ke Dusun 2. Bapak Syamsul menanti, penuh semangat. Suasana semakin akrab.
Di sana, Yusuf memperkenalkan program bedah rumah. “Seribu rumah akan direnovasi tanpa biaya,” jelasnya. Duka dan derita akan segera sirna bagi yang tinggal di rumah tak layak huni.
Bapak Syamsul tersenyum, pandangannya berbinar. “Kami tidak lagi merasa terasing,” katanya. Dalam jalinan itu, ia merasakan kedekatan yang lebih dari sekadar politisi dan konstituen. Ini adalah ikatan manusia, saling mendukung dalam suka dan duka.
Kunjungan Muh Yusuf Dollah hari itu adalah serangkaian benih harapan yang ditaburkan. Dari pengobatan gratis hingga seragam sekolah, semua program menyentuh jantung kehidupan masyarakat.
Tak hanya janji, tetapi komitmen untuk memberi arti pada setiap kehidupan.
Saat matahari tenggelam, langkah Yusuf dan Datar terasa lebih ringan. Mereka bukan hanya calon pemimpin, tetapi penggenggam tangan-tangan yang memerlukan. Hari itu, di Lawawoi, terukir kisah baru: harapan, kebahagiaan, dan kemanusiaan.(*)
Tinggalkan Balasan