Luwu, sebaran.com — Pemkab Luwu lagi-lagi bikin warga geleng kepala. Kali ini soal imunisasi bayi. Stok vaksin kosong, layanan imunisasi di Posyandu dan Puskesmas jadi kacau. Dinkes Luwu? Diam seribu bahasa.
Jumardi, Ketua PD IWO Luwu Raya, merasakan langsung dampaknya. Cucunya yang baru berusia dua bulan gagal dapat vaksin BCG. Harusnya, bayi umur sebulan sudah divaksin BCG, Polio Tetes 1.
Lalu, di usia dua bulan, dapat vaksin DPT-HB-Hib 1, Polio Tetes 2, Rotavirus, dan PCV 1. Tapi apa daya, vaksin langka, imunisasi tertunda.
“Bulan lalu katanya kosong, disuruh datang bulan ini. Eh, sekarang juga kosong lagi,” geram Jumardi saat mendampingi cucunya di Posyandu Desa Tanarigella, Kecamatan Bua, Selasa (11/3/2025).
Petugas Posyandu pun tak bisa berbuat banyak. Mereka mengaku sudah berbulan-bulan kehabisan stok vaksin. Padahal, program imunisasi tetap berjalan.
“Kami bingung juga, mau gimana? Stok nggak ada, tapi warga tetap datang,” ujar seorang petugas yang enggan disebut namanya.
Ketidakjelasan ini bikin warga resah. Jika vaksin terus kosong, bisa-bisa terjadi lonjakan kasus penyakit yang sebenarnya bisa dicegah.
“Difteri, campak, tetanus, hepatitis B, ini semua ancaman serius kalau vaksin tidak diberikan tepat waktu!” tambah Jumardi.
Celakanya, saat dikonfirmasi, Kepala Dinkes Luwu, Dr. Rosnawari, malah bungkam. Alasannya? Sedang rapat di Makassar.
Ditanya ke penanggung jawab gudang farmasi, Jumiati, hasilnya nihil. Telepon tak diangkat, pesan WA cuma centang dua.
Anehnya, vaksin yang langka di fasilitas kesehatan justru tersedia di klinik swasta. Bedanya, di sana harus beli.
Lalu, kenapa Pemkab nggak bisa pastikan stok vaksin gratis untuk bayi-bayi di Luwu? Tanggung jawab siapa ini?
Orang tua kini dibuat resah. Imunisasi harusnya jadi prioritas, bukan malah dikesampingkan. Pemkab Luwu harus segera bertindak sebelum kondisi ini berlarut-larut.
Jangan sampai bayi-bayi di Luwu jadi korban dari kelalaian yang bisa dihindari. (jas)
Tinggalkan Balasan