Sidrap, Sebaran.com – Seakan takdir berkehendak lain, sorak-sorai dan gemuruh mesin balap di Sirkuit Puncak Mario, Desa Timoreng Panua, Kecamatan Kulo, Sidrap, Sulsel, berubah menjadi kesedihan yang menyayat hati.

Di tengah semaraknya Kejuaraan Balap Motor Sulawesi Cup Race Final Round 2025, seorang pengunjung bernama Supriadi (34) dari Desa Ongkoe, Kecamatan Belawa, Kabupaten Wajo, terjatuh dalam pelukan harapan yang sirna.

Kehangatan pagi itu membawa harapan bagi banyak orang, termasuk Supriadi yang datang bersama dua rekannya, Ical (23) dan Aswar (20), sekitar pukul 07.30 Wita.

Namun, di tengah keriuhan dan antusiasme para pengunjung, jantungnya tiba-tiba bergetar dalam ketakutan.

Dengan napas tersengal dan hati yang bergetar, ia mengeluhkan sakit di dadanya. Seolah waktu berhenti, semua pandangan tertuju padanya. Dalam kegembiraan yang penuh harapan, ia seolah menjadi bintang yang meredup.

Rekan-rekannya, berusaha sekuat tenaga untuk memberikan pertolongan pertama, membaringkannya dengan lembut di lantai.

Mereka memijat tangannya, berdoa dalam diam agar keajaiban datang menghampiri. Namun, seiring detik berlalu, kondisi Supriadi semakin memburuk, dan harapan mulai memudar.

“Kondisinya sangat cepat memburuk, dan ia tidak sadarkan diri,” ungkap seorang saksi yang melihat momen itu dengan hati yang penuh duka.

Segera, petugas medis bergegas memanggil ambulans, berupaya membawa Supriadi ke RS Arifin Nu’mang.

Namun, meskipun sirene ambulans meraung kencang seperti menandakan perjalanan menuju harapan, nyawa Supriadi tak tertolong.

Pada pukul 08.20 Wita, dokter menyatakan bahwa jantungnya telah berhenti berdetak, meninggalkan mimpi yang belum terwujud.

Dugaan sementara menyebutkan bahwa Supriadi mengalami serangan jantung, mungkin karena kelelahan setelah begadang semalam.

Peristiwa ini mengguncang hati banyak pengunjung yang datang untuk menikmati kecepatan dan kegembiraan balapan. Suara mesin yang biasanya memekakkan telinga kini terasa hampa.

“Kami datang untuk bersenang-senang, tetapi ini sangat mengejutkan. Kami tidak menyangka ada kejadian seperti ini,” ungkap salah satu pengunjung dengan tatapan kosong, seakan kebahagiaan yang dijanjikan beralih menjadi kesedihan yang mendalam.

Petugas Polsek Pancarijang segera tiba di lokasi untuk menyelidiki insiden tragis ini, memastikan semua informasi terkait kejadian tersebut tercatat dengan baik.

Keluarga Supriadi, yang mungkin tengah menanti kepulangannya dengan senyuman, kini harus menghadapi kenyataan pahit. Jenazah Supriadi diserahkan kepada mereka, membawa serta cerita hidup yang terputus mendadak.

Dalam keheningan yang menyelimuti sirkuit, insiden ini mengingatkan kita bahwa di balik setiap detak jantung terdapat kisah dan harapan.

Kejuaraan Sulawesi Cup Race, yang seharusnya dipenuhi sorak-sorai, kini tersisa bayangan kesedihan. Masyarakat Sidrap berharap agar kejadian serupa tak terulang di masa mendatang, seraya meminta semua pihak untuk lebih memperhatikan kesehatan dan keselamatan.

Dalam setiap detak jantung, ada harapan, dan dalam setiap harapan, kita menemukan kekuatan untuk terus melangkah.(*)

Dapatkan berita terbaru di Sebaran.com