Wajo, Sebaran.com — Di pagi yang cerah, suasana Lapangan Batara Menge di Kecamatan Belawa, Kabupaten Wajo, terasa berbeda. Deru alat pemangkas bercampur dengan tawa riang warga yang bahu-membahu bersama Lurah Belawa, Basir. Hari itu bukan sekadar hari pemangkasan pohon. Itu adalah perwujudan dari semangat gotong royong yang semakin jarang terlihat di zaman ini.
Basir, seorang lurah yang dikenal rendah hati dan pekerja keras, memimpin langsung kegiatan tersebut. Dengan penuh antusias, ia mengajak warganya mempercantik lapangan yang selama ini menjadi tempat berkumpul dan berolahraga masyarakat setempat. Langkah ini, menurutnya, bukan hanya soal menata lingkungan, tetapi juga soal merawat rasa kebersamaan yang menjadi jiwa masyarakat Belawa.
“Lapangan ini adalah milik kita semua. Kalau kita rawat bersama, manfaatnya akan kembali untuk kita juga,” ujar Basir sambil membantu memotong ranting pohon yang menjulur ke lapangan.
Keberadaan Basir di tengah masyarakat, bekerja bersama mereka, bukanlah hal baru. Warga menyebutnya sebagai pemimpin yang tak segan turun tangan. “Pak Lurah itu bukan hanya memimpin, tapi memberi contoh. Beliau tidak hanya bicara, tapi langsung berbuat,” kata Ibu Sari, salah satu warga yang ikut kegiatan tersebut.
Pemangkasan pohon yang sederhana ternyata membawa dampak besar. Kini, lapangan terlihat lebih rapi, terang, dan nyaman untuk digunakan. Anak-anak bisa bermain tanpa takut ranting jatuh, sementara orang dewasa menikmati tempat yang lebih estetis untuk olahraga pagi.
Namun, bukan hanya keindahan fisik yang tercipta dari kegiatan ini. Di sela-sela pekerjaan, obrolan hangat dan canda tawa mengalir, menghidupkan kembali semangat kekeluargaan di antara warga. Banyak yang merasa bahwa kegiatan ini bukan sekadar tugas, tetapi juga momen untuk saling mengenal lebih dekat.
Basir berharap semangat gotong royong ini bisa menjadi inspirasi, tidak hanya bagi masyarakat Belawa, tetapi juga bagi wilayah lain. “Dengan bekerja sama, kita bisa mewujudkan lingkungan yang lebih baik. Gotong royong adalah warisan kita yang harus terus dijaga,” tambahnya dengan senyum lebar.
Kini, Lapangan Batara Menge bukan hanya menjadi simbol ruang publik yang cantik, tetapi juga cermin dari nilai-nilai luhur masyarakat Belawa. Basir, dengan caranya yang sederhana namun penuh makna, telah menunjukkan bahwa pemimpin adalah tentang memberi teladan, bukan hanya arahan.
Tinggalkan Balasan