Sidrap, Sebaran.com — Malam ini, Rabu, 23 Oktober 2024, Lotang Benteng berubah. Tidak ada senyap di langit Maritengngae. Ada teriakan, ada tepuk tangan, ada sorak yang bergema. “HAMAS NA pimpin Sidrap!” pekikan itu membelah malam, seolah mengukuhkan bahwa angin politik tengah berpihak.

Di panggung kecil, di halaman rumah AKBP (P) Nursaka, sebuah pesan disampaikan. Pesan yang diemban oleh dua sosok: H. Mashur dan H. Nasiyanto. Nomor urut 3. Dari hamparan halaman rumah hingga gang-gang sempit Pangkajene, warga berbondong-bondong datang. Tidak ada yang mau ketinggalan. Tak peduli malam semakin larut, antusiasme tidak pudar. Seperti sungai yang mengalir deras, warga terus memadati lokasi.

Sebelum bicara, H. Mashur berhenti sejenak. Matanya menyapu lautan manusia di depannya. Mereka datang bukan karena paksaan. Ini adalah tatap muka, bukan sekadar seremonial. Ada dialog, ada mimpi-mimpi yang terangkai. “Kami datang membawa perubahan,” bisiknya, tapi cukup untuk menggugah.

Sorak sorai pun menggema. “HAMAS NA!” teriakan itu kembali membahana, seperti hembusan angin yang menyebarkan harapan. H. Mashur tak langsung bicara, seakan memberi jeda pada emosi yang tengah memuncak. Malam itu, ia tahu, bukan soal pidato. Ini soal hati.

“Sidrap butuh tangan-tangan yang bekerja,” ucapnya membuka pidato. Singkat, tapi menggigit. H. Mashur memaparkan program unggulan HAMAS NA, dari pendidikan hingga kesehatan, dari pertanian hingga infrastruktur. Program Macca, katanya, bukan hanya soal sekolah yang layak, tapi tentang masa depan anak-anak Sidrap yang siap menghadapi dunia. “Tak ada lagi sekolah rusak. Teknologi modern harus ada di setiap sekolah. Beasiswa untuk anak-anak berprestasi, SD sampai perguruan tinggi,” ungkapnya penuh keyakinan.

Suasana makin hangat ketika ia menyentuh program Mario. “Petani Sidrap harus sejahtera,” tegasnya. Harga gabah tak boleh main-main. Rp 6.500 hingga Rp 7.500 per kilogram, harga stabil yang ia janjikan. Dan tak hanya gabah, HAMAS NA ingin mengubah Pitu Riawa dan Pitu Riase menjadi kawasan industri buah-buahan. Ini bukan angan-angan kosong. Ada janji investasi, ada peluang pasar dalam dan luar negeri.

Dan, Madising. Ini bukan sekadar kesehatan gratis. H. Nasiyanto, sebagai pasangan H. Mashur, menegaskan akan membangun rumah sakit regional dan meningkatkan layanan BPJS gratis. “Tak ada lagi warga Sidrap yang kesulitan mendapat pelayanan medis,” katanya lantang.

Suara gemuruh dari warga seakan mengamini semua yang disampaikan. Madeceng, soal infrastruktur, menjadi fokus lainnya. Jalan tani, jembatan desa, hingga kawasan wisata Danau Sidenreng, semua dibungkus dalam visi besar membangun Sidrap dari segala sisi.

Malam itu, Sidrap tak hanya bersuara. Sidrap menyematkan harapan kepada HAMAS NA. Bukan hanya sekadar nama, bukan hanya janji. Ada sebuah asa yang mengakar kuat dalam hati warga Pangkajene. HAMAS NA bukan hanya kandidat. Mereka adalah mimpi yang ingin diwujudkan.(*)

Dapatkan berita terbaru di Sebaran.com