Sidrap — Tripilar IKM ISA IPMI Sidrap, baru-baru ini menghidupkan kembali tradisi ‘tudang sipulung’ di Resto Kampung Arnum, sebuah restoran populer di Sidrap. Tradisi ini, yang berakar dari ajaran Nene Mallomo, seorang cendekiawan Bugis Sidrap dari abad ke-15, adalah bagian penting dari warisan budaya dan pertanian Sidrap.
Dr (c) Maryono, S.Si, Apt, MM, M.Si, yang bertindak sebagai moderator dalam diskusi tersebut, menjelaskan bahwa tudang sipulung bukan hanya tentang membicarakan waktu pembibitan, tanam, dan panen padi. “Lebih dari itu, ada nilai-nilai yang terkandung dalam tudang sipulung, seperti nilai religius, kesederhanaan, musyawarah, ketaatan, dan kebersamaan,” kata Maryono.
Namun, Maryono juga menekankan bahwa Sidrap menghadapi beberapa tantangan dalam sektor pertaniannya. “Setiap tahun, Sidrap mengalami penurunan produksi pertanian,” ungkapnya. “Kita memerlukan pendekatan pertanian yang lebih maju dan kolaboratif.”
Menurut Maryono, solusi untuk tantangan ini mungkin terletak dalam menggabungkan tradisi dan inovasi. Dengan menghormati tradisi seperti tudang sipulung, sambil juga menerapkan teknologi dan metode pertanian modern, Sidrap dapat menciptakan model pertanian yang berkelanjutan dan produktif.
Maryono berharap bahwa dengan menjaga tradisi seperti tudang sipulung, sambil juga beradaptasi dengan tantangan dan peluang baru, Sidrap dapat memastikan masa depan pertanian yang makmur. “Kita harus belajar dari masa lalu, tetapi juga memandang ke depan,” ujar Maryono.
Maryono juga menekankan pentingnya kolaborasi dalam mengatasi tantangan ini. Menurutnya, petani, pemerintah, dan sektor swasta harus bekerja sama untuk menciptakan model pertanian yang berkelanjutan dan produktif.
“Kita perlu bekerja sama untuk menciptakan solusi yang inovatif dan efektif,” kata Maryono. “Ini bukan hanya tanggung jawab petani, tetapi kita semua.”
Maryono juga berharap bahwa acara tudang sipulung ini bisa menjadi platform bagi semua pihak untuk berbagi ide dan strategi, untuk saling belajar, dan untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.
“Acara ini adalah kesempatan bagi kita semua untuk belajar dari satu sama lain, untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman, dan untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan kita,” tambah Maryono.
Dalam mewujudkan visi ini, Maryono mengajak semua pihak untuk tidak hanya fokus pada peningkatan produksi, tetapi juga pada peningkatan kualitas hidup petani dan keberlanjutan lingkungan.
“Kita harus berusaha untuk menciptakan sistem pertanian yang tidak hanya produktif, tetapi juga adil dan berkelanjutan,” tutup Maryono. “Ini adalah tantangan yang kita hadapi, tetapi saya yakin bahwa dengan kerja sama dan komitmen, kita bisa mencapai tujuan ini.(*)
Tinggalkan Balasan