Sebaran.Katasulsel.com – Suriani, seorang Guru disabilitas yang mengajar di salah satu sekolah dasar (SD) di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan. Keterbatasan fisik bukanlah penghalang bagi dirinya melakukan pengabdian.
Meski hanya dibantu dengan kursi roda melakukan aktivitasnya, hal itu tidak menyurutkan semangat bagi Suriani memberikan ilmu untuk anak didiknya.
Guru disabilitas yang berusia 47 tahun itu sehari- harinya harus menempuh jarak ratus meter dari tempat tinggalnya ke tempat dirinya mengajar.
Suriani, Guru penyandang disabilitas ini mengalami kecelakaan lalu lintas pada tahun 2016 lalu saat berboncengan menggunakan sepeda motor. Akibat lakalantas yang dialaminya itu paha sebelah kanannya patah.
“Pas ditengah jalan kurang lebih 500 meter dari rumah, mukena saya masuk di gearnya motor, kemudian saya terjatuh. Saya punya paha dililit dengan mukena sehingga tulang paha saya patah tiga,” cerita Suryani saat alami laka lantas lalu, Jumat (14/7/2023).
Untuk ke sekolah, Suriani menggunakan kursi roda yang dibantu sang suami Sutrisno (50). Suami dari Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ini kini menjadi bujang sekolah karena resign dari tempatnya bekerja. Lantaran setia mengantar dan mengawasi istri tercinta di tempatnya mengajar.
“Iya, saya selalu gunakan kursi roda. Alhamdulillah ndak bisa dek saya nangis, suami saya sangat setia mendampingi saya. Saya tidak bisa sampai di sekolah seandainya tidak ada suami saya setia mendorong saya ke sini, melaksanakan tugas dan tanggung jawab saya sebagai pendidik,” ujar Suriani.
Suriani lebih lanjut menceritakan, dulu suaminya perna bekerja di Kota Padepare, Sulawesi Selatan. Setelah itu bilang Suryani, suaminya kemudian bekerja sebagai tukang servis keliling di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan.
“Tapi setelah kejadian suami saya berhenti kerja karena suami saya membantu saya untuk mendorong saya ke sekolah,” tuturnya.
Sementara, Kepala Sekolah SD Negeri 2 Sereang, Hartati Anwar memuji sosok Suriani sebagai pribadi yang kuat, tegar dan sabar. Menurut Hartati, sosok Suryani tidak pernah mengeluh dengan kondisinya.
“Alhamdulillah beliau dengan kondisi seperti ini, tetap semangat. Sebenarnya meskipun dalam kondisi seperti ini, saya menganggap bahwa ibu guru agama saya ini adalah salah satu guru andalan saya yang mana pembinaan karakternya ke anak-anak bagus,” tukas Hartati.
Hartati juga mengakui, sosok Suriani sebagai salah satu guru yang rajin. “Cara mendidik ke anak-anak bagus, cara mentransfer ilmunya ke anak-anak bagus dan yang terpenting sekali beliau meskipun dalam kondisi seperti sekarang kedatangannya ke sekolah selalu pagi sekali,” pujinya.
Sosok Suriani merupakan potret kecil guru disabilitas sempurna. Meskipun memiliki keterbatasan, namun dia tidak mudah menyerah atau pasrah meskipun kondisinya tidak lagi sempurna.
Tinggalkan Balasan