Sebaran, ENREKANG — Sebanyak 30 peserta mengikuti Orientasi Komunikasi Antar Pribadi (KAP) Pengendalian Penyakit Mulut & Kuku (PMK) dan Penyakit Zoonosis yang diselenggarakan oleh Aliansi Indonesia untuk Kesehatan Hewan dan Manusia (AIHSP) Sulsel. Acara ini berlangsung selama tiga hari di Pendopo Rujab Bupati, mulai Rabu hingga Jumat, 12-14 Juli 2023.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulsel, Drh Nurlina Saking MP, serta sejumlah tokoh penting lainnya seperti Agricultural Specialist dari Kementerian Pertanian Amerika Serikat (USDA), Carolus Baso Darmawan, Kepala Bapelitbangda Syamsuddin, SP. M.Si, Kadis Peternakan dan Perikanan Muhammad Alwi, Ketua Baznas drh Junwar, Koordinator AIHSP Drh Agung Wahyuda, Kabid Perikanan Andi Anhar, dan sejumlah jajaran lainnya turut hadir dalam acara ini.
Kepala Bapelitbangda Syamsuddin, SP. M.Si, dalam pidatonya saat membuka acara ini menyampaikan apresiasinya dan menekankan pentingnya membangun sistem ketahanan daerah. Ia menyatakan bahwa ketahanan daerah dapat terwujud melalui kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan yang terintegrasi dengan baik.
“Dalam rangka mewujudkan ketahanan daerah yang tangguh, kita perlu meningkatkan kemampuan petugas lapangan, tenaga kesehatan hewan, dan kader pelopor desa dalam berkomunikasi antarpribadi terkait PMK dan Penyakit Zoonosis,” ujar Syamsuddin. Ia juga menambahkan bahwa dengan pemahaman yang baik tentang penyakit dan ketersediaan vaksin, masyarakat, khususnya peternak, akan dapat mendukung program dan kebijakan pemerintah dengan lebih baik.
Drh Nurlina Saking MP, Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulsel, memberikan motivasi kepada peserta dengan memaparkan teknik, metode, dan pendekatan komunikasi yang efektif dengan masyarakat, terutama peternak. Ia menekankan pentingnya kerjasama dan koordinasi antara nakes, kader, dan petugas lapangan dalam memberikan pelayanan konsultasi kepada peternak.
Bupati Muslimin Bando, meskipun memiliki jadwal yang padat, menyempatkan waktu untuk menerima kunjungan dari Kadis Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulsel, Drh Nurlina Saking MP, beserta Agricultural Specialist dari USDA (Kementerian Pertanian Amerika Serikat), Carolus Baso Darmawan. Dalam pertemuan tersebut, Bupati didampingi oleh Kepala Bapelitbangda Syamsuddin, SP. M.Si, dan Ketua Baznas drh Junwar.
Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas peningkatan kapasitas fasilitator serta program-program pengendalian PMK, jembrana, dan zoonosis. Selain itu, mereka juga membahas potensi pengembangan sapi perah di Enrekang, seperti alternatif mendatangkan sapi jersey dari Amerika Serikat untuk meningkatkan produktivitas susu.
Agricultural Specialist dari USDA (Kementerian Pertanian Amerika Serikat), Carolus Baso Darmawan, menyatakan bahwa ia telah mendengar bahwa Enrekang merupakan daerah yang sangat peduli terhadap produktivitas susu segar. Ia menawarkan pengembangan sapi jersey dari Amerika Serikat di Enrekang, karena sapi ini dianggap cocok untuk daerah tropis dan memiliki konsumsi pakan yang lebih rendah dengan produktivitas yang tidak jauh berbeda.
Saat ini, jumlah sapi perah di Enrekang mencapai sekitar 1000 ekor. Namun, untuk memenuhi kebutuhan satu pabrik produsen susu kemasan, diperlukan setidaknya 7000 ekor sapi perah.
“Berdasarkan hal ini, saya pribadi berharap Enrekang dapat menjadi sentra penghasil susu sapi nasional selain Jawa Timur dan Sumatera Selatan. Mari kita dukung dan doakan agar hal ini dapat segera terwujud. Tentu saja, diperlukan kerjasama dari seluruh stakeholder terkait,” ujar Bupati Muslimin Bando.(*)
Tinggalkan Balasan