Serma Dedi Setyawan, suami yang setia mendampingi Kuanti, masih jelas mengingat saat itu adalah momen terakhir bagi Serma Dedi Setyawan melihat senyuman tanpa beban dari sang istri. Kenangan itu masih terpatri kuat dalam ingatannya, tetapi kini kehilangan itu menghantamnya dengan keras. Ia merasakan duka yang mendalam, seolah dunia telah runtuh di hadapannya.

Kabar kepergian Kuanti dengan cepat menyebar ke seluruh Kota Palopo. Teman-teman sejawat, rekan kerja, dan murid-muridnya yang ia ajar dengan sepenuh hati, semuanya terpukul oleh berita tersebut. Di ruang-ruang kelas, suasana hening menyelimuti saat berita itu disampaikan kepada para murid. Air mata mengalir di pipi mereka yang terpukul oleh kenyataan kehilangan sosok guru yang sangat dicintai dan dihormati.

Kepala sekolah SMP 7, Ipik Jumiati, yang juga sangat dekat dengan Kuanti, menggambarkan dirinya seperti kehilangan seorang sahabat sejati. Ia mengenang betapa Kuanti selalu hadir dengan semangat dan dedikasi tinggi dalam tugasnya sebagai pendidik. Ia adalah sosok yang tidak hanya mengajar, tetapi juga mendampingi dan memberikan perhatian kepada setiap muridnya. Kuanti adalah guru yang berperan dalam membentuk karakter dan memberikan inspirasi kepada para siswa.

Rekan-rekan sejawat Kuanti juga tidak bisa menahan kesedihan yang mendalam. Mereka mengenang momen-momen indah bersama Kuanti, bagaimana ia selalu ceria dan penuh semangat dalam menghadapi setiap tantangan. Kepergian Kuanti meninggalkan kekosongan yang sulit tergantikan di antara mereka.

Di tengah duka yang mendalam, Dandim 1414 / Tator Letkol. Inf. Monfi Ade Candra S.I.P., M.HA, menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam kepada Serma Dedi Setyawan dan keluarga yang ditinggalkan. Ia mengapresiasi perjuangan dan pengabdian Kuanti sebagai istri sekaligus pendamping sejati bagi Serma Dedi Setyawan dalam tugasnya sebagai prajurit TNI. Letkol. Inf. Monfi Ade Candra memastikan bahwa keluarga yang ditinggalkan tidak akan ditinggalkan dalam kesulitan ini dan akan mendapatkan dukungan penuh dari institusi militer.

Perjalanan terakhir bagi Kuanti dimulai pada keesokan harinya. Jenazahnya disemayamkan di kediaman pribadinya di BTN Pepabri Kota Palopo, di mana keluarga, kerabat, dan teman-teman dapat memberikan penghormatan terakhir. Suasana duka menyelimuti setiap sudut, di mana tangisan dan rasa kehilangan begitu terasa.

Pada prosesi pemakaman di Pekuburan Keluarga di Lurah, Padang Sappa, Kota Palopo, ratusan orang berkumpul untuk mengantar Kuanti ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Tangis dan isak tangis mengiringi prosesi pemakaman tersebut. Para murid-murid yang diajar oleh Kuanti hadir dengan hati yang hancur.

Mereka membawa bunga-bunga putih sebagai penghormatan terakhir kepada guru tercinta mereka. Satu per satu, mereka melepas kepergian Kuanti dengan air mata yang mengalir deras. Tidak hanya murid-murid, tetapi juga orang-orang dari berbagai kalangan hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada seorang pendidik yang begitu berdedikasi.

Dapatkan berita terbaru di Sebaran.com