Terima kasih pengelola media tercinta. Terima kasih memberi saya ruang untuk membuat cerita pendek (Cerpen), inilah kisah hidupku.
Ditulis Oleh: Andy Patoloki
HARI itu, angin bertiup lembut di sekitar desa kecil tempat tinggal Keluarga Sari. Di dalam rumah, Sari sedang duduk di sofa sambil menunggu ayahnya pulang. Sudah hampir maghrib, tapi ayahnya belum kunjung pulang dari tempat kerjanya. Sari merasa gelisah dan cemas.
“Ayah..kamu dimana? Pulanglah, aku rindu,” gumam Sari pelan sambil menatap ke arah pintu depan.
Sari merasa kesepian tanpa kehadiran ayahnya. Ia terbiasa duduk di samping ayahnya dan berbicara tentang apa saja yang ada di benaknya. Ayahnya selalu memberikan semangat dan inspirasi untuk menjalani hari-harinya.
Tapi hari itu, ayahnya tidak kunjung pulang. Sari mencoba menenangkan dirinya dengan bermain game di ponselnya, tapi pikirannya tetap terusik. Ia mulai merenungkan banyak hal tentang ayahnya, seperti apa yang sedang dilakukannya, dan apakah ia akan pulang malam ini atau tidak.
Sari mencoba menghubungi ayahnya melalui telepon, tapi tidak ada jawaban. Ia mulai khawatir dan cemas. Sari lalu memutuskan untuk pergi ke kantor ayahnya untuk mencari tahu keberadaannya.
Setelah sampai di kantor ayahnya, Sari melihat mobil ayahnya masih parkir di tempatnya. Ia bernafas lega tapi tetap cemas karena ayahnya belum pulang. Sari mencoba menunggu beberapa saat lagi, tetapi ayahnya tetap tidak muncul.
Akhirnya, Sari memutuskan untuk mencari bantuan dari orang-orang di sekitarnya. Ia bertanya pada petugas keamanan di kantor tersebut dan mereka memberikan nomor telepon ayahnya. Sari segera menghubunginya dan mendengar suara ayahnya di seberang sana.
“Sudah sampai di kantor ya, nak? Ayah masih harus bekerja hingga larut malam ini. Maaf tidak bisa pulang,” ujar ayahnya dengan suara lembut.
Sari merasa sedih dan kecewa, tapi ia juga merasa lega karena tahu ayahnya aman dan sehat. Ia memutuskan untuk pulang ke rumah dan menunggu ayahnya pulang di lain waktu.
Di dalam mobil, Sari mulai memikirkan banyak hal. Ia merasa bahwa ayahnya adalah sosok yang sangat penting dalam hidupnya. Tanpa kehadirannya, Sari merasa hampa dan kesepian.
Saat tiba di rumah, Sari merasa sedih tapi tetap bersyukur karena ayahnya aman dan sehat. Ia berharap ayahnya bisa cepat pulang dan bersama-sama mereka bisa menikmati waktu bersama. Ia merindukan kehadiran ayahnya, namun ia juga merasa kuat karena tahu bahwa ayahnya selalu ada di hatinya.
Beberapa jam kemudian, Sari terdengar suara mobil yang memarkirkan di depan rumah mereka. Dengan cepat, ia berlari ke arah pintu depan untuk menyambut ayahnya.
“Ayah! Kamu pulang!” seru Sari sambil berlari dan memeluk ayahnya.
“Iya nak, maafkan ayah sudah membuatmu khawatir,” jawab ayahnya sambil tersenyum lembut.
Sari merasa lega dan bahagia karena akhirnya bisa berada di dekat ayahnya lagi. Mereka kemudian duduk di ruang tamu dan berbicara tentang apa yang telah terjadi hari itu.
Ayahnya menjelaskan bahwa ia harus bekerja lebih lama karena ada tugas yang harus selesai sebelum tenggat waktu. Ia juga meminta maaf karena membuat Sari khawatir dan kesepian.
Sari kemudian memeluk ayahnya lagi dan berkata, “Aku rindu kamu, ayah.”
Ayahnya tersenyum dan membalas pelukan Sari. Mereka saling merasakan kehangatan dalam pelukan itu.
“Dari sekarang, kalau ayah harus bekerja lebih lama lagi, ayah akan memberitahumu terlebih dahulu ya,” ucap ayahnya sambil mengelus rambut Sari.
Sari merasa senang dan berterima kasih karena ayahnya mengerti perasaannya. Ia tahu bahwa ayahnya selalu ada di sisinya dan siap membantunya kapan saja.
Hari itu menjadi pengalaman yang berharga bagi Sari. Ia belajar bahwa kehadiran orang yang dicintai sangat penting dalam hidupnya. Ia juga belajar bahwa kepercayaan dan komunikasi yang baik dengan orang lain sangatlah penting.
Sari berjanji akan selalu merawat hubungannya dengan ayahnya dan berkomunikasi dengan baik. Ia tahu bahwa apa pun yang terjadi, ayahnya akan selalu ada untuknya.
Keesokan harinya, Sari pergi ke sekolah dengan semangat yang lebih tinggi. Ia merasa lebih kuat dan siap menghadapi hari yang baru. Di sekolah, ia bertemu dengan teman-temannya dan bercerita tentang pengalamannya kemarin.
Mereka terkesan dengan keberanian Sari menghadapi rasa kesepian dan kekhawatirannya. Sari merasa senang bisa berbagi cerita dengan teman-temannya dan merasa lebih dekat dengan mereka.
Hari itu, Sari juga belajar tentang pentingnya menghargai waktu bersama keluarga. Ia menyadari bahwa kadang-kadang, ketika sibuk dengan tugas-tugas dan kegiatan lainnya, ia bisa lupa untuk menghabiskan waktu bersama keluarganya.
Sari berjanji untuk lebih memperhatikan kehadiran ayahnya di rumah dan menghargai setiap momen yang mereka habiskan bersama. Ia tahu bahwa keluarganya adalah tempat di mana ia bisa merasa aman dan dicintai.
Setelah pulang sekolah, Sari berlari ke arah ayahnya yang sedang duduk di ruang tamu. Ia memeluk ayahnya dan berkata, “Terima kasih sudah selalu ada untukku, ayah.”
Ayahnya tersenyum lembut dan membalas pelukan Sari. Ia tahu betapa pentingnya kehadiran ayahnya bagi Sari dan berjanji untuk selalu hadir di samping putrinya.
Hari itu, Sari belajar banyak tentang kehidupan. Ia belajar tentang rasa kesepian, kekhawatiran, kepercayaan, komunikasi, keluarga, dan kehadiran orang yang dicintai. Ia tahu bahwa hidup tidak selalu mudah, namun dengan dukungan dari orang yang dicintai, ia bisa menghadapi semua tantangan dengan lebih baik.
Dan dari hari itu, Sari selalu merasa lebih dekat dengan ayahnya dan menghargai setiap momen yang mereka habiskan bersama. Ia tahu bahwa ayahnya akan selalu ada untuknya, di mana pun ia berada. Dan jika suatu saat nanti ia merasa kesepian atau khawatir, ia tahu bahwa ia bisa selalu mengandalkan kehadiran ayahnya.
Catatan : Ini hanyalah tulisan inspiratif. Mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tempat dan kisahnya. (*)
Tinggalkan Balasan